8.2.11

Susu Formula Mengandung Bakteri E Sakazakii


Seperti diberitakan, kasus ini bermula dari laporan Institut Pertanian Bogor (IPB) dalam salah satu penelitiannya yang menyebutkan sekitar 22,7 persen dari 22 susu formula yang beredar periode 2003-2006 telah tercemar mengandung Entrobacter Sakazaki, sejenis bakteri yang berpotensi menyebabkan penyakit diare, dehidrasi sampai radang otak.

“Awalnya kami hanya ingin meneliti penyebab diare pada bayi, tapi saya malah kaget dengan ditemukannya Enterobacter Sakazakii, bukan bakteri Escherichia coli yang sering ditemukan itu,” kata Ketua Tim Peneliti IPB Sri Estuningsing yang juga seorang ahli susu sapi dan makanan anak, Minggu (24/2/2008).

Hasil tersebut, sontak membuat sebagian warga Indonesia khususnya yang memiliki anak kecil berkomentar. Mereka mendesak agar pemerintah segera mengumumkan daftar susu formula yang bermasalah.
Desakan ini direspons cepat Mahkamah Agung dengan mengeluarkan keputusan agar BPOM, IPB serta Departemen kesehatan segera mempublikasikan daftar susu formula yang diduga tercemar bakteri tersebut hingga akhir Februari 2011.

Komisi Nasional Perlindungan Anak (Komnas PA) bahkan menerima sedikitnya 171 pengaduan masyarakat terkait susu bermasalah. Menurut Ketua Komnas PA Arist Merdeka Sirait, sebanyak 50 persen dari aduan masyarakat berasal dari wilayah Jabodetabek, namun tidak sedikit yang mengadukan dari Sumatera, Sulawesi, Jawa Timur, dan Kalimantan.

Enterobacter merupakan patogen nosokomial yang menjadi penyebab berbagai macam infeksi termasuk bakteremia, infeksi saluran pernapasan bagian bawah, infeksi kulit dan jaringan lunak, infeksi saluran kemih, infeksi dalam perut, radang jantung, radang sendi, osteomyelitis, dan infeksi mata.

Enterobacter sakazakii dapat ditemukan di beberapa lingkungan industri makanan (pabrik susu, coklat, kentang, sereal dan pasta), lingkungan berair, sedimen tanah yang lembab. Dalam beberapa bahan makanan yang potensi terkontaminasi E Sakazakii antara lain keju, sosis, daging cincang awetan, sayuran dan susu bubuk.

Laporan mengenai infeksi E Sakazakii menunjukkan bahwa bakteri ini dapat menyebabkan radang selaput otak dan radang usus pada bayi. Kelompok bayi yang memiliki risiko tertinggi terinfeksi E Sakazakii yaitu neonatus (baru lahir hingga umur 28 hari), bayi dengan gangguan sistem tubuh, bayi dengan berat badan lahir rendah (BBLR), bayi prematur dan bayi yang lahir dari ibu yang mengidap Human Immunodeficiency Virus (HIV).

Sementara itu, Corporate Communication Manager Frisian Flag Indonesia Anton Susanto mengatakan, adalah hak konsumen mengetahui semua kandungan atau bahan dalam susu formula yang dikonsumsinya. "Kami tidak ada masalah dengan rencana Menkes mengumumkan produk susu formula yang bermasalah itu," katanya.

Kementrian Kesehatan akan mengumumkan ke media susu formula merk apa saja yang mengandung bakteri Enterobacter Sakazakii di kantor Kementerian Komunikasi dan Informatika pada Kamis, besok (Feb, 9 2011 ) menindaklanjuti perintah dari Mahkamah Agung.

29.8.10

Kenali ciri-ciri kanker otak

Ciri-ciri awal kanker otak sangat bervariasi, tergantung pada bagian otak mana yang terserang. Misalnya kepala pusing atau terasa mual. Berikut gejala kanker otak yang patut Anda waspadai:

* sakit kepala disertai mual sampai muntah yang menyemprot
* daya penglihatan berkurang
* penurunan kesadaran atau perubahan perilaku
* gangguan berbicara
* gangguan pendengaran
* gangguan berjalan / keseimbangan tubuh
* gangguan saraf
* anggota gerak melemah atau kejang
* pada bayi biasanya ubun-ubun besar menonjol

Ingat, daftar di atas hanya merupakan gejala. Walaupun Anda mengalami satu atau lebih gejala di atas, belum tentu Anda terkena kanker otak. Untuk memastikan, Anda harus diperiksa langsung oleh dokter ahli syaraf serta menjalani pemeriksaan lanjutan seperti CT scan, MRI, angiogram, myelogram, spinal tap dan biopsi.

(kankerotak.org)